Lilypie Kids Birthday tickers

Lilypie Kids Birthday tickers

Jumat, 15 Mei 2015

Gue bersyukur elo pergi dari hidup gue. Pada akhirnya gue sadari bentuk cinta Tuhan sama gue. Tuhan menjauhkan gue dari lo dan meninggikan derajat gue di hadapan manusia lain yg jauh lebih memuliakan gue. Cinta Tuhan sama gue begitu melimpah, Dia tau apa yg gue butuhkan..lebih dari siapapun. Kini Tuhan menhgadirkan sosok yg sempurna untuk mendampingi kehidupan gue yg penuh kebahagiaan. Terimakasih Tuhan, alhamdulillaah. Kalau lo baca tulisan gue ini, terimakasih karena lo gak lebih lama dalam menghancurkan gue, selamat jalan ke sosok yg lebih cocok dan sejenis dengan lo, gue percaya Tuhan memasangkan insan-Nya dgn serasi. Gue dipenuhi berkah Tuhan.

Minggu, 03 Juli 2011

The "Goals"

(SAAT INI)....

(1) Tidak untuk buang-buang waktu dengan orang-orang tidak berharga, tidak berguna, tidak punya mimpi...(akan mempengaruhi kita secara tidak sadar)
(2) Tidak untuk CINTA BUTA, hanya akan menyakiti diri kita sendiri pd akhirnya (gak ada gunanya)
(3) Pikirkan orang-orang di sekitar (teman, orang tua, dll)
(4) Tetap percaya Tuhan punya seseorang yg sedang menanti waktu bertemu kamu dgn "sejuta cinta" di hatinya untukmu
(5) Fokus pada apa yg kamu impikan, rencanakan dengan matang, mulai raih dari titik ter-NOL
(6) Jangan pernah berhenti berusaha, jika gagal..mulailah lagi
(7) Hiraukan cibiran ketika kamu gagal, ubah itu menjadi semangat (anggap, kamu akan membuat mereka MENUTUP MULUTnya ketika kamu berhasil)
(8) Jika sudah berhasil, nikmati saja dulu kesuksesan kamu 'sendirian'
(9) Jika sudah merasa mantap, hampirilah siapa dan apa yg tengah menunggu kesuksesanmu hingga kamu berhasil
(10) Mulai wujudkan mimpi-mimpi mereka dgn semua yg kamu miliki saat itu (anggap saja kamu membayar hutangmu akan kesepian mereka tanpa kehadiranmu selama kamu menjemput mimpimu)








(bertele-tele sih....tapi inilah caraku menjemputmu...WAHAI MIMPI :)))

Rabu, 15 Juni 2011

Maaf yaa :))

Ngerasa jadi orang paling jahat sedunia hari ini....
Badan gue di sini, tapi nyawa gue kemana-mana...
Sedih harus kaya gini..... Nyakitin orang yg sayang sama gue.
Di saat ada dia yg bener-bener sayang sama gue, gue malah mikirin orang lain.
Kalo gue boleh gue pilih, gue bakal pilih dia....bukan orang lain, sebagai orang yg gue sayang.
Maaf yaa.. Kalo mau nunggu, tunggu aja gue...
Di saat gue siap, gue bakal milih lo buat jadi orang pertama yg masuk ke hidup gue lagi.
Makasih buat semuanya, semoga Tuhan selalu menyenangkan hatimu ^^

Jumat, 03 Juni 2011

ABSTRAK

Gatau kenapa dari dulu gue suka banget bilang & nyebutin kata "ABSTRAK"

Apa karena kebodohan gue dalam mencerna sebuah keadaan..
Atau karena memang keadaannya yg ABSTRAK

Tiap kali ada hal atau bahkan orang yg gue pikir abstrak, gue pasti bilang:

"Ih..dasar abstrak!"

Gak sedikit juga yg akhirnya cape' denger dan dikatain 'abstrak' pd nanya:

"Eh..abstrak itu apa sih?"

Dan dgn smangat & detil gue jelasin,
definisi abstrak menurut gue:

(1) Gak jelas arah tujuan
(2) Gak fokus sama yg ada di depan mata
(3) Gak jelas bentuk & wujudnya
(4) Gak pasti (hasil & akhirnya)
(5) Gak nyata
(6) Abu-abu
dan semua deskripsi abstrak lainnya (segunung) tp intinya sama

Jujur gue sangat mengakui bahwa gue gak suka sama semua hal berderet itu (yakin bukan cuma gue doank)
Lagian siapa juga yg mau di-abstrak-in kaya gitu..??

Contoh:
(1) Pasangan yg lg PDKT, tau tau cowoknya ngilang kaga jelas
(2) SMS pasangan yg sering diabaikan
(3) Gak mau kehilangan tp gak mau memiliki (giliran diambil org, kaga boleh)
(4) Lagi asik cerita gataunya dia ngilang (buzz) gitu aja
(5) Terlalu bertele-tele kalo ngomong (kaga jelas juntrungannya)
(6) Pura-pura bego ketika kita menjelaskan sesuatu (yg penting)
Maaf maaf yaa kalo agak gak nyambung (hehehe), pengaruh galau...

Yaa pokoknya ..
Ngerasa jadi orang paling gak beruntung sedunia ketika dihadapkan pd situasi dimana kita harus berhubungan sama ke-abstrak-an

Apalagi kalo kita lagi berada di saat saat terpenting (punya tujuan tersendiri) atau lagi 'berharap banget' sesuatu/seseorang

eh dianya malah abstrak...kan jadi males (iya gak?)

Saya benci ABSTRAK walaupun saya sendiri adalah ABSTRAK (hehehe)

Kamis, 02 Juni 2011

┒('o'┒) LO , (┌','┐) GW = ┒(⌣˛⌣)┎ END


Ada seseorang yg tiba-tiba datang dlm kehidupan lo. Lalu tanpa sadar mampu memenuhi & melengkapi hari-hari lo, kesepian lo, dan bahkan jadi cermin buat lo..Bagai sebuah rutinitas.

Tiba-tiba ada yg menyadarkan lo..."Siapa dia?"

Lo bakal mikir semikir-mikirnya karena pertanyaan itu. Dalam hati lo (Iya ya...Siapa dia?)

Lo mulai berasumsi sendiri...Mencari-cari hal yg mungkin adalah jawabannya.

Dia...?
(Teman baru, sahabat baru, orang yg punya perhatian lebih sama lo, org yg suka sama lo, org yg berpikir lo asik diajak sharing, soulmate lo/soulmate dia, atau iseng-iseng doank, bahkan "player" yg lg berburu lalu menyakiti)

Coba lo prediksi deh,

Teman/sahabat baru (tp ga bisa trima lo yg moodi-an)
Pny perhatian lebih (tp jarang & ga fokus)
suka sama lo (gak nunjukkin)
asik diajak sharing (ok, tp gak konsisten)
soulmate dia (no way, gak masuk logika->low intens)
iseng-iseng doank (bisa jadi--> datang & pergi)
player (best answer-->kayanya gak cm ke lo dia bersikap manis)

Setelah lo tau print outnya seperti apa,
(1) Tinggalin dia
(2) Jauhi & Hindari hal yg berhubungan sama dia
(3) Tutup mata, telinga, dan perasaan terhadap dia
(4) Hapus dia dari hidup lo
(5) Pasrah (terima keadaan)
(6) Bertahan (mungkin dia bakal berubah, mungkin)
(7) Tetap berharap dia punya maksud yg indah di balik semua ini (impossible)
(8) Tetap jd pendengar yg baik walau hati lo kegantung
(9) Cari kesibukan/ wajah baru (hehehe)
(10) Pergi ke dukun dan guna-guna dia (hmm)

Ok, semua hal ini cuma keisengan gue yg sedang 'galau' (intinya gue cuma butuh 'teman')
Jgn dianggap serius yaa :)
(ha.ha.ha.ha.ha)


Minggu, 15 Mei 2011

When Ur Heart Has Stolen

People never know about the human's feel.... People never know about the cycle of life. And people never know about why are they feel the LOVE?!

Senin, 07 Februari 2011

9 Langkah Menulis Buku !

  1. Eksplorasi tema yang akan diangkat. Biasanya kita harus ‘hunting’ fenomena yang sedang hangat dibicarakan. Atau, bisa juga tema ‘abadi’ seperti masalah cinta. Tapi, kita coba bahas dari sudut pandang lain. Meski nilainya Islam, tetapi ‘rasanya’ khas: bahasa, metode penyampaian, segmentasi pembaca, dan solusi praktis/sistemik.
  2. Setelah tema kita genggam. Langkah kedua adalah menentukan judul yang kira-kira menarik. Usahakan judul untuk buku nonfiksi, ‘cuma’ terdiri dari 3 kata. Maksimal boleh 4 kata. Selain menarik, juga hemat kata. Simple deh. J
  3. Membuat outline. Ini diperlukan supaya pembahasan tidak melebar ke mana-mana. Pagari dengan beberapa bab yang mungkin untuk dibuatkan tulisannya. Jumlah bab bergantung kepada berapa banyak materi yang akan kita kupas habis dalam satu buku tersebut. Contohnya bisa lihat buku-buku yang sudah ada. Simak bagaimana para penulis itu menuangkan gagasannya dalam sebuah buku. Khusus untuk buku JNC, saya dan Iwan cuma butuh 4 bab. Itu pun terdiri dari 4 ide pokok; filosofi cinta, fakta perwujudan cinta, bagaimana mengendalikan cinta, dan solusi akhir dari ‘masalah’ cinta. Dan dengan catatan, cinta di sini adalah yang langsung berhubungan dengan perwujudan dari naluri mempertahankan jenis. Masing-masing bab terdiri dari beberapa tulisan yang memungkinkan untuk dibahas. Dikelompokkan dengan amat rapi, dan sedetil mungkin sehingga tidak ada pembahasan yang terlewat. Ini memang relatif, bergantung kepada faktor si penulis sebagai manusia dan sudut pandang yang dimilikinya selama ini (ideologis atau tidak).
  4. Pastikan dalam pembuatan outline itu terdiri dari formula standar: pemaparan fakta, pembahasan terhadap fakta, dan solusi Islam (baik praktis maupun sistemik). Arahnya harus sudah jelas. Jika keroyokan, maka ini kudu sering didiskusikan supaya terjaga alurnya. Alurnya boleh detil boleh secara global saja. Tapi untuk kedua buku kami (JJS dan JNC) yang ditulis berdua itu tidak dilakukan karena kebetulan sudah bisa dipahami alur penulisannya. Bahkan outline yang dibuat pun langsung fixed jadi daftar isi. Pengalaman yang agak melelahkan sewaktu membuat buku Yes! I am MUSLIM. Itu buku tebel banget karena saya ingin jadikan buku itu sebagai masterpiece dari semua karya saya. Buku itu saya buat dalam waktu setahun. Lambat banget, tapi waktu setahun itu habis untuk nyari data dan editing. Sementara nulis mentahnya sendiri selama 1 bulan. Itu pun saya nulis nggak tiap hari, seminggu paling 3 atau 4 hari dengan durasi maksimal 3 jam.
  5. Langkah selanjutnya adalah penelusuran fakta yang akan dijadikan sebagai bahan/data penulisan. Ini amat penting bagi sebuah buku nonfiksi. Jangankan nonfiksi, buku fiksi saja harus jelas datanya yang akan digunakan sebagai latar cerita tersebut. Seakurat mungkin. Sebab, kalo salah ambil fakta atau sekadar cuap-cuap aja kan nggak mutu istilahnya. Jadi tahapan ini amat penting dilakukan. Data-data itu bisa didapat dari berbagai sumber; digital dan nondigital. Saya dan Iwan sejauh ini mengandalkan sourcing data di internet. Untuk menghemat waktu, pencarian data biasanya saya dan Iwan mempercayakan kepada seorang kawan yang memang ‘tekun’ banget dalam penelusuran datanya. Asal diberi batasan dan spesifikasinya insya Allah bisa berjalan. Kalo pun ada kekurangan di sana-sini, biasanya kami langsung hunting lagi sebagai pelengkap. Tapi untuk buku JNC, saya dan Iwan langsung memburu data sendiri. Beda dengan Jangan Jadi Seleb, karena harus kuat di data, kami menyerahkannya kepada seorang kawan untuk mengumpulkan bahan-bahan yang kami inginkan. Enaknya lagi, ‘perpustakaan digital’ yang dimiliki media tempat kami bekerja (sekarang udah ‘almarhum’, yakni Majalah Permata) udah cukup memberi kesegaran untuk membuat tulisan lebih berbobot. Catatan: datanya terdiri dari ‘dalil aqli’ dan ‘dalil naqli’. Jadi, selain data dari fakta di lapangan, juga data yang sifatnya untuk menguatkan argumentasi, yakni dari al-Quran, hadits, ijma sahabat, dan juga qiyas. Tapi yang pasti, tulisan itu kudu ideologis!
  6. Setelah data terkumpul, jika sendiri menulisnya, maka saya biasanya langsung saja menyusun tulisan (seperti pada buku Jangan Jadi Bebek). Tapi untuk Jangan Jadi Seleb dan Jangan Nodai Cinta, saya membagi tanggung jawab penulisan dengan Iwan. Untuk JNC, masing-masing dua bab. Terserah aja mau pilih yang mana. Tapi karena saya dan Iwan udah tahu karakter tulisan masing-masing (maklum, sejak tahun 1989 bareng terus dan punya keterampilan menulis untuk segmen remaja), maka posisi penanggung jawab utama untuk bab-bab yang sudah dibuatkan outlinenya langsung saya tentukan; bab 1 dan bab 3 bagian Iwan, sementara bab 2 dan bab 4 saya yang pegang. Setelah kelar, tukar posisi dalam mengedit. Terakhir, saya yang edit total dari semua tulisan. Termasuk pengaturan font, footnote dan kroscek data. Melelahkan memang. Tapi alhamdulillah, hasilnya juga lumayan. J
  7. Selama penulisan, update data terbaru tetap dilakukan. Supaya terasa hangat terus. Itu dilakukan sampe editing akhir. Sangat boleh jadi fakta-fakta terbaru akan menggeser data yang sudah kita buat. Tak masalah, selama memang itu memiliki nilai jual tinggi sebagai sebuah ide.
  8. Jangan lupa, tentukan deadline penulisan. Kalo nggak, bisa jadi akan molor terus. Bukankah kita perlu target dan itu harus terukur? Buku JJS kami patok maksimal 3 bulan (karena sourcing datanya yang agak lama, yakni hampir 2 bulan. Sementara untuk penulisan kami membutuhkan 1 bulan). Untuk JNC kurang lebih sama. 3 bulan adalah patokan standar kami untuk buku nonfiksi. Bahkan kalo keroyokan lebih enak lagi. Karena kadang muncul ide-ide segar dari teman nulis kita. Jadi lengkap kan? Meski tentunya bukan berarti menulis sendiri tidak bagus, lho. Itu mah bergantung kepada kreativitas penulisnya.
  9. Menerbitkan buku kita. Nah, kalo udah semua dilakukan, langkah berikutnya adalah ‘mencari’ penerbit. Modal nekat aja. Kirim ke berbagai penerbit secara berurutan print out dari buku kita. Pokoknya pede. Harus tahu diri juga kalo kita belum dikenal siapa pun. Ini yang lumayan lama euy. Karena biasanya naskah ngendon di sana minimal 1 bulan. Maksimal 3 bulan. Bayangkan, jika satu penerbit menolak, maka mulai lagi dari nol. Di penerbit kedua, dengan waktu yang kira-kira sama. Wuih, jenuh juga kan nunggunya? Daripada manyun, akhirnya saya suka ‘iseng’ nyari tema lain dan siap-siap bikin buku baru. Sekadar tahu saja, buku JJB sudah mampir di tiga penerbit. Tapi semuanya mengembalikan draft buku tersebut. Tapi alhamdulillah semangat saya yang menggebu disambut penerbit GIP, sekarang alhamdulillah jadi buku best seller. Tapi berbeda jika kita kebetulan udah ‘ngetop’ prosesnya jadi lebih mudah. Menyenangkan sekali bukan? Bahkan sangat boleh jadi kita akan diuber beberapa penerbit yang minta naskah ke kita.









this post taken from Solihin